Selasa, 02 Juni 2015

Apa Itu Donor Apheresis?

(Pict Source: Twitter BFL Apheresis Indonesia @BFLApheresis)


Ada yang pernah dengar tentang donor apheresis? :D

Kamis lalu, 14 Mei 2015,saya menemukan sebuah artikel tentang donor apheresis di Jawa Pos dan membacanya di sini. Di situ Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Surabaya dr.Budi Arifah menjelaskan, kalau alat/mesin apheresis yang sudah tersedia sejak tahun 2006 tidak berfungsi secara optimal. Sebab trombosit yang diambil dengan alat apheresis tidak banyak diminati mereka yang membutuhkan darah. Menurutnya, hal ini terjadi karena masih minimnya pemahaman masyarakat tentang apheresis. Selain itu, mahalnya tiap kantong trombosit dari apheresis yang (Rp 3,5 juta tiap kantong) yang hingga saat ini belum ter-cover BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) membuat beberapa orang lebih memilih Whole Blood (WB).

Yuk mari kita bahas satu persatu :D

Kok bisa harga tiap kantong trombosit semahal itu?
Peralatan yang diperlukan untuk donor apheresis memang tidak murah dan hanya sekali pakai. Harga kit yang terdiri dari tabung, kantong, dan selang bisa mencapai dua juta rupiah per paket (harga pada Mei 2012 berdasarkan ini, entah sekarang masih sama atau lebih besar).

Memangnya apa bedanya WB dengan apheresis?
Whole Blood (WB) adalah seluruh komponen darah, dimana biasanya kita sumbangkan saat acara donor darah, yang hanya memakan waktu 10 menit. Atau boleh dikatakan donor darah biasa. Sedangkan apheresis adalah proses pengambilan salah satu komponen darah (trombosit, leukosit, plasma, atau sel darah merah) dari pendonor dengan suatu alat dan mengembalikan selebihnya (sisa komponen darah lainnya yang tidak diambil) ke dalam sirkulasi darah pendonor.

Proses apheresis sendiri ada empat macam, yaitu
  • Plasmapheresis/plasma apheresis: proses apheresis yang hanya mengambil komponen plasma darah.
  • Plateletpheresis/TP/Platelet Apheresis: proses apheresis yang hanya mengambil komponen trombosit.
  • Leukapheresis: proses apheresis yang hanya mengambil komponen leukocytes/sel darah putih.
  • Erythrocytapheresis: proses apheresis yang hanya mengambil komponen red blood cells/sel darah merah.

Lalu apa kelebihan apheresis dibandingkan WB?
WB diperlukan untuk pasien pendarahan masal yang memerlukan transfusi darah, seperti pasien kecelakaan, pasien yang menjalani operasi, dll. Sedangkan apheresis untuk penanganan kanker, terutama anak-anak. Saat seorang anak terkena kanker dan sel kankernya mengganas, maka trombosit anak tersebut akan turun drastis dalam waktu yang cepat. Sehingga donor darah apheresis akan sangat diperlukan untuk menaikkan kadar trombosit dalam darahnya.
Tidak hanya penderita kanker, donor apheresis ini juga sangat dibutuhkan untuk orang-orang yang sedang menderita penyakit leukemia, demam berdarah, pasien cangkok stem cell, dan juga pasien yang terganggu sistem pembekuan darahnya karena sering mendapatkan pengobatan dengan radiasi/kemoterapi.
Platelets mempromosikan darah dan memberi pasien leukemia dan kanker lainnya kesempatan untuk hidup. Platelets juga dibutuhkan pasien yang menjalani operasi jantung terbuka, serta pasien transplantasi dan trauma.
Satu kantong trombosit dari apheresis setara dengan 10 kantong WB. Tentu saja, jika dibandingkan dengan trombosit dari 10 kantong WB, 1 kantong trombosit dari apheresis akan lebih unggul/berkualitas. Sebab, trombosit yang masuk ke tubuh pasien hanya berasal dari satu pendonor. Sedangkan bila trombosit dari WB, satu pasien akan menerima trombosit dari 10 pendonor yang berbeda. Selain itu, harga satu kantong berisi 400 ml trombosit dari apheresis lebih murah jika dibandingkan dengan harga 10 kantong WB.
Donor apheresis bisa dilakukan setiap 2 minggu. Berbeda dengan WB yang memerlukan jeda waktu kurang lebih 3 bulan untuk bisa melakukan donor kembali. Hal ini disebabkan, trombosit dan komponen plasma dapat diganti tubuh lebih cepat daripada sel darah merah. Trombosit dan plasma akan kembali ke tingkat normal dalam waktu beberapa jam setelah donor dilakukan. Sedangkan sel darah merah membutuhkan waktu dua minggu atau lebih untuk sepenuhnya kembali normal.

Syarat umum potensial pendonor apheresis
  • Sehat jasmani rohani
  •  Usia > 17 tahun
  • Berat badan pria minimal 55 kg, wanita minimal 60 kg
  • Tidak minum aspirin/produk yang mengandung aspirin selama 48 jam sebelum donor
  • Pembuluh vena di lengan menonjol (hanya disarankan)
  • Hati yang ikhlas dan bersedia dihubungi kapanpun saat darahnya dibutuhkan, baik hari kerja maupun hari libur.
  • Karena proses donor apheresis yang cukup lama, sekitar  90 – 150 menit, disarankan pendonor pernah melakukan donor WB. Jika belum pernah donor WB, siapkan mental dan ingatlah niat awal untuk menolong sesama. Yakinlah bahwa semua amalan yang dilakukan akan mendapatkan balasan, Tuhan tidak tidur ;)


Pendonor darah apheresis harus standby :)
Mari saya perjelas syarat pendonor apheresis no.6 di atas: hati yang ikhlas dan bersedia dihubungi kapanpun saat darahnya dibutuhkan, baik hari kerja maupun hari libur. Ijinkan saya memperjelasnya lagi, kapanpun, baik pagi/siang/malam.
Perlu diketahui, bahwa daya tahan trombosit apheresis berbeda dengan WB. Trombosit apheresis hanya bertahan selama 5 hari, tidak seperti WB yang bisa bertahan selama 3 bulan. Sehingga proses pendonoran baru akan dilakukan saat ada permintaan. Dan tentu saja, permintaan donor apheresis bisa datang kapanpun tanpa bisa diprediksi. Sehingga para pendonor apheresis harus sadar dan ikhlas untuk selalu menjaga kesehatannya dan stand by setiap saat diperlukan untuk donor apheresis.

Merepotkan? Tergantung sudut pandang melihatnya saja :)

Donor darah adalah salah satu cara kita membantu orang lain untuk menyelamatkan nyawa mereka. Selain sebagai sarana amal kemanusiaan, donor darah juga membawa beberapa manfaat bagi pendonor.
  • Sekali mendonorkan darah, dapat menolong/menyelamatkan 3-6 orang pasien yang berbeda.
  • Donor darah membuat sang pendonor mengetahui golongan darah dan rhesusnya tanpa dipungut biaya.
  • Setiap kali akan melakukan donor, para pendonor akan memeriksakan kesehatannya secara gratis, minimal tekanan darah, nadi, suhu tubuh, berat badan, dan hemoglobin. Jika setelah darah diperiksa di laboratorium dan diketahui pendonor menderita penyakit hepatitis B, hepatitis C, atau HIV/AIDS, PMI akan mengirimkan surat pemberitahuan.
  • Orang yang aktif donor darah jarang terkena penyakit ringan maupun berat.
  • Pendonor yang secara teratur mendonorkan darah akan menurunkan resiko terkena penyakit jantung sebesar 30%. Selain itu donor darah teratur juga mencegah stroke.

Bagaimana, tertarik untuk melakukan donor apheresis? :D
Kalau teman-teman memenuhi syarat donor apheresis dan berminat untuk menjadi pendonor, bisa mendaftarkan diri di sini dan cek infonya lebih lanjut di twitter Blood for Life Apheresis Indonesia (@BFLApheresis).

Masih belum memenuhi syarat donor apheresis?
Sama, hehehe. Tenang, banyak jalan menuju roma. Masih ada cara lain untuk membantu orang lain.
Cara pertama: Donor darah biasa (whole blood) -
Syarat donor darah biasa (WB) dengan donor apheresis hampir sama. Perbedaan syarat yang paling mencolok (setidaknya menurut saya, hehe :P) antara donor WB dengan donor apheresis, selain kesiapan untuk stand by kapan saja, adalah berat badan. Untuk donor WB, berat badan minimal ‘hanya’ 45 kg. Selain itu, ada beberapa keadaan dimana seseorang tidak boleh menjadi donor darah, yaitu apabila:
  1. pernah menderita hepatitis B,
  2. dalam jangka waktu enam bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis,
  3. dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfusi,
  4. dalam jangka waktu enam bulan sesudah tato/tindik telinga,
  5. dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi,
  6. dalam jangka waktu enam bulan sesudah operasi kecil,
  7. dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar,
  8. dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, kolera, tetanus dipteria, atau profilaksis,
  9. dalam jangka waktu dua minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, dan tetanus toxin,
  10. dalam jangka waktu satu tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic,
  11. dalam jangka waktu satu minggu sesudah gejala alergi menghilang,
  12. dalam jangka waktu satu tahun sesudah transplantasi kulit,
  13. sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan,
  14. sedang menyusui,
  15. ketergantungan obat,
  16. alkoholisme akut dan kronis,
  17. mengidap sifilis,
  18. menderita tuberkulosis secara klinis,
  19. menderita epilepsi dan sering kejang,
  20. menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk,
  21. mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya kekurangan G6PD, thalasemia, dan polibetemiavera,
  22. seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, dan pemakai jarum suntik tidak steril), atau
  23. pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan saat donor darah.

Jika teman-teman dalam keadaan sehat, memenuhi syarat, dan tidak sedang keadaan yang disebut di atas, cobalah untuk donor darah WB. Cuma 10 menit. Tidak hanya bisa dilakukan di PMI, donor WB juga bisa dilakukan di bus-bus donor darah milik PMI dan di acara-acara donor darah yang sekarang ini banyak diselenggarakan di berbagai tempat. Cepat, mudah, dan bisa menyelematkan orang lain.

Cara kedua: bantu sebarkan berita tentang kebutuhan darah -
Jika teman-teman sedang tidak bisa mendonorkan darah karena kurang fit, belum lewat masa jeda setelah terakhir donor, ataupun karena alasan yang lain, jangan sedih, masih ada cara yang lain.
Kalau teman-teman memiliki akun twitter, mungkin kalian pernah beberapa kali melihat info kebutuhan darah yang bersifat urgent di lini masa (timeline) kalian. Satu hal kecil yang bisa membantu adalah dengan me-retweet-nya, atau memberitahukannya kepada akun-akun yang aktif menjaring pendonor darah di saat urgent. Tampak sepele memang, namun dampaknya kadang tanpa kalian sadari benar-benar membantu. Kalian bisa me-retweet info kebutuhan darah tersebut dan mention kepada Blood for Life Indonesia (@Blood4LifeID) dan Donor Darah Siaga (@DONDARsiaga) agar admin yang sedang berjaga dapat menghubungi keluarga pasien dan berusaha menyambungkan mereka dengan orang-orang yang membaca pengumuman dari mereka dan bersedia mendonorkan darah mereka sesegera mungkin. Selain itu, kalian juga bisa mention BFL apheresis Indonesia (@BFLApheresis) untuk kebutuhan donor darah apheresis, dan mention komunitas Rhesus Negatif Indonesia (@rhesusnegatifID) untuk kebutuhan darah dengan rhesus negatif.

Aku pingin banget donor darah, tapi aku takut sama jarum :(
Seperti yang kita ketahui dari berita Jawa Pos yang saya kutip di awal, banyak keluarga pasien yang lebih memilih WB daripada trombosit apheresis. Dan mereka akan memerlukan beberapa kantong WB untuk memenuhi kebutuhan pasien. Beberapakali saya melihat pengumuman kebutuhan di timeline @Blood4LifeID hingga 3-5 kantong untuk satu orang pasien penderita kanker ataupun pasien yang akan menjalani operasi. 3-5 kantong WB untuk seorang pasien. Di dalam sebuah rumah sakit, terutama rumah sakit khusus kanker, tidak hanya 1 orang yang membutuhkan beberapa kantong WB untuk mempertahankan hidupnya. Tidak hanya itu, beberapa pasien lain yang memerlukan tranfusi darah karena kecelakaan atau hal lain juga memerlukan WB. Bisa dibayangkan berapa banyak kantong WB yang diperlukan masyarakat di sekitar kita.
Dan entah karena saat kecil ditakut-takuti jika nakal akan disuntik dokter, sehingga benar-benar takut disuntik, atau karena alasan lain, ternyata ada banyak orang yang takut dengan jarum suntik. Cobalah bertanya pada orang-orang di sekitarmu. Jangankan untuk donor, untuk suntik yang notabene demi kesehatan pribadi saja enggan. Saya beberapa kali menanyakan teman-teman dan keluarga saya, apakah mereka takut dengan jarum atau tidak. Hampir semua yang saya tanya menjawab takut. Sejujurnya, hingga hari ini, saya sendiri masih enggan jika harus disuntik saat sakit. Saya lebih memilih menelan beberapa butir obat daripada harus suntik.
Lho? :D
Tapi menurut saya, donor darah adalah urusan lain. Ini bukan hanya tentang saya,kesehatan saya, tapi ada nyawa orang lain yang bergantung pada darah ini. Saat pertama kali donor darah, saya mengalami kejadian yang sedikit memalukan, mengingat perawakan saya yang cukup bongsor dibandingkan teman-teman saya, dan ke-tomboy-an saya kala itu (sahabat-sahabat saya yang tau dan baca ini, jangan ketawa ya, maluuu :P). Tapi tetap saya coba lagi untuk donor darah lagi, dengan mengajak teman untuk berjaga-jaga jika kejadian memalukan saat donor sebelumnya terulang lagi. Hingga pada akhirnya saya cuek dan terbiasa berangkat sendiri ke PMI atau bus donor darah PMI yang lokasinya lumayan jauh dari rumah. Saya juga sudah merasakan 4 (atau 5?) kali ditolak karena kondisi saat itu kurang fit. Tapi saya tetap berusaha untuk donor darah. Saya rela dianggap asosial ataupun kaum merunduk karena dengan wajah sok cool (menurut saya ya, entah orang lain melihatnya seperti apa, hahaha) saya asik memainkan handphone saat donor darah demi menutupi rasa grogi yang ada. Saya masih terus berusaha, bukan hanya untuk menolong orang lain, tapi juga untuk membuktikan kepada orang-orang di sekitar saya, bahwa saya yang sampai sekarang takut suntik ini mampu donor darah. Sebagai alasan yang kuat untuk mengajak orang-orang di sekeliling saya untuk mencoba donor darah juga, karena saya yang takut saja bisa, berarti mereka juga pasti bisa.
Kalau teman-teman masih merasa takut untuk donor darah, dan masih belum menemukan motivasi yang cukup kuat untuk mendorong kalian mencobanya, kalian bisa mencari motivasimu sendiri. Contohnya bisa dengan janjian mengajak pacar mencoba donor darah bareng. Bisa juga dijadikan nadzar, kalau lulus ntar rajin sholat sunnah & nyoba donor darah :D. Atau bisa juga dengan membaca tulisan mba Silly tentang kisah yang melatarbelakangi terbentuknya Blood for Life Indonesia di sini. Temukan motivasimu dan cobalah donor darah :)

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi" (Al-Ma`idah:32).


Referensi:

2 komentar:

  1. alhamdulilah saya sudah donor darah di PMI dan Apheresis
    dan bisa membantu sesama manusia, saya gol darah O+

    BalasHapus
  2. saya merasakan gimana mereka yang membutuhkan trombosit apheresis. saya tinggal dipalembang dan kita mempunyai group trombosit aphresis di FB dan Wa ni no saya 089647932926

    BalasHapus